Emansipasi Wanita Menuntut Kesetaraan Hak

Pengertian atau definisi emansipasi wanita itu sendiri secara harfiah adalah kesetaraan hak.

Perempuan didiskriminasi tidak hanya di sektor domestik tetapi juga di sektor publik. Sistem ekonomi industri kapitalis yang mengutamakan pertumbuhan dan konsumsi justru menciptakan diskriminasi terhadap perempuan. Diskriminasi ekonomi terlihat dari perbedaan upah yang diterima perempuan dari pada laki-laki. Perbedaan ini dapat terlihat dalam setiap kategori seperti tingkat pendidikan, waktu kerja dan bisnis. Semakin rendah tingkat pendidikan perempuan, semakin besar perbedaan upah antara kaum laki-laki dan perempuan.

Pada masa penjajahan, perempuan setatusnya lebih rendah dari laki-laki. Namun semuanya berubah sejak keberadaan pahlawan nasional Indonesia.

Salah satu pahlawan nasional Indonesia dan juga seorang tokoh Jawa yaitu Raden Adjeng Kartini memperjuangkan hak-hak perempuan. Namun saat ini perempuan menginginkan hak yang sama dengan laki-laki dalam segala hal. Banyak dari para wanita ini tidak mau lagi mengasuh anak mereka.

Kegagalan Emansipasi Wanita

Perilaku penyebab gagalnya emansipasi wanita adalah kesalahpahaman bahwa gerakan emansipasi wanita adalah gerakan yang untuk menyaingi laki-laki bahkan mengalahkan laki-laki. Meskipun begitu gerakan ini bukan untuk kesetaraan gender.
Tuhan menetapkan bahwa ada kualitas yang berbeda antara pria dan wanita, tidak ada yang bisa membandingkan kualitas itu. Bahwa kodrat wanita adalah mengasuh anak, memasak dan melayani keluarganya. Keterlibatan perempuan di dalam negeri tidak begitu jelas, sehingga mempengaruhi kehidupan keluarga.

Jikalau ada seorang wanita yang aktifis dan berkeinginan untuk menuntut haknya maka mereka tidak boleh meninggalkan kewajiban. Jangan sampai sebab kesibukan itu membuat mereka melalaikan kewajiban sebagai kaum wanita. Jadi emansipasi wanita adalah perjuangan kaum wanita untuk mendapatkan hak yang sama dengan kaum pria. Sebab jika antara hak kaum perempuan sama dengan hak kaum pria maka kaum wanita yang lebih merugi karena latar belakang biologi yang berbeda. Emansipasi wanita sendiri bertujuan memberikan kesempatan kepada kaum wanita untuk bekerja maupun belajar sama dengan kaum pria. Secara terminologi, emansipasi wanita adalah memperjuangkan hak kaum wanita untuk bisa memilih dan menentukan masa depan sendiri sesuai dengan keputusan kaum wanita itu sendiri.
Sebagian besar masyarakat Indonesia tampaknya sepakat bahwa peran perempuan tidak mungkin lepas dari peran dan posisinya dalam keluarga. Memikirkan masa lalu, perempuan lebih terbatas pada peran suami dan pengasuhan anak. Tapi lain-lain Dengan perkembangan ekonomi dan meningkatnya pendidikan wanita, banyak wanita dewasa Dia bertindak tidak hanya sebagai manajer rumah, tetapi juga bekerja di luar rumah.
Perempuan sendiri, menurut Raden Adjeng Kartini, bahwa perempuan memiliki kelebihan dan keistimewaan, merupakan pendidikan pertama bagi anak-anak pewaris negeri, sehingga bisa menjadi kebanggaan negeri ini.

Tokoh Emansipasi Wanita

Raden Adjeng Kartini tidak mengajarkan dan melatih perempuan untuk bersaing dengan laki-laki dalam segala aspek kehidupan. Namun, Raden Adjeng Kartini membesarkan perempuan yang mampu menunaikan kewajibannya, karena salah satu tugas perempuan adalah pendidikan pertama bagi anak-anak pewaris negeri ini.
Mengenai masalah emansipasi wanita, Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya Nabi Muhammad SAW memiliki pendapat tersendiri, yaitu Al-Qur’an menempatkan perempuan pada posisi yang sama dengan laki-laki. Namun ada juga perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam aspek lain seperti karakteristik fisik dan psikologis.
Ada fungsi tersendiri antara perempuan dan laki-laki, keduanya seharusnya bekerja sama dan saling membantu dalam segala aspek kehidupannya. Derajat perempuan dan laki-laki dalam Islam adalah sama, tetapi Allah juga telah memberikan perbedaan pada masing-masing dari mereka dalam hal ibadah dan hal lainnya.
Jadi perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki, sama dalam pekerjaan, pendidikan dan sebagainya. Tanpa menghilangkan karakter seorang wanita muslimah, dia adalah istri yang baik bagi suaminya dan ibu yang baik bagi anak-anaknya.

Kesuksesan Perempuan


Dalam hal ini perempuan mengalami perubahan dari waktu ke waktu, paling tidak ada 3 perbaikan yang dilakukan oleh perempuan yaitu pertama, banyak perempuan sekarang yang mengenyam pendidikan tinggi seperti halnya laki-laki. Kedua, lebih banyak perempuan yang terlibat dalam politik dan dapat menciptakan kebijakan negara yang pro-perempuan. Ketiga, meningkatnya keterlibatan perempuan dalam perekonomian.
Jadi, melalui kesuksesan ini, perempuan menunjukkan kemampuannya dan bisa menjadi pemimpin di organisasi, wilayah, dan negara. Namun masih banyak yang melihatnya secara negatif, apalagi ketika seorang perempuan terjun ke dunia politik, ia diberikan tanggung jawab yang tidak seimbang karena dinilai dari penampilan fisiknya, sedangkan laki-laki dinilai masyarakat dari pikiran atau isi di kepalanya.
Yang juga merupakan tanda belum tuntasnya emansipasi wanita, terlihat bahwa kinerja perempuan lebih baik dari pada laki-laki, mengingat lebih baik perempuan bekerja di rumah, lebih tepatnya home care. Dimana pekerjaan ini di dalam ataupun di luar negeri sangat diremehkan.
Banyak wanita mendapatkan perilaku buruk dari pria karena mereka berpikir bahwa wanita berada dalam kekuasaan mereka, bahwa mereka harus mendengarkan dan melakukan apa yang pria katakan kepada mereka. Jadi Raden Adjeng Kartini adalah orang pertama yang peduli dengan hak-hak perempuan.
Gerakan pembebasan perempuan bukanlah gerakan untuk menyaingi atau mengalahkan laki-laki, melainkan sebuah gerakan untuk memperbaiki nasib perempuan dalam kesadaran perempuan itu sendiri.

Faktor keberhasilan Emansipasi Wanita

Akan tetapi, gerakan ini tidak akan berhasil jika perempuan dan laki-laki tidak bersatu padu untuk saling membantu menyukseskan gerakan pembebasan perempuan ini. Selain itu, masyarakat juga harus meninggalkan pandangannya tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan di tempat kerja untuk mencapai tujuan pembebasan perempuan, yaitu kemajuan bersama.
Karena peran perempuan sangat penting dalam berbagai bidang; seperti bidang ekonomi, sosial, budaya dan publik. Perempuan juga dapat memajukan negara dan menjadi pendidikan bagi anak-anaknya, meskipun tidak dapat memungkiri bahwa ayah juga turut serta dalam pendidikan anak-anaknya.
Jadi istilah emansipasi perempuan secara sederhana adalah pemberian semua hak asasi manusia kepada perempuan. Tetapi perempuan itu sendiri harus tetap dalam kodratnya sebagai kaum wanita, istri ataupun ibu.
Sedangkan kebebasan perempuan merupakan bentuk kerjasama antara laki-laki dan perempuan dalam mewujudkan kehidupan. Seperti halnya persamaan status atau persamaan hak yang tampaknya tidak berbeda di antara keduanya.
Tuhan menciptakan Perempuan dan laki-laki tidak untuk saling menindas atau mendominasi, tetapi Tuhan menciptakan manusia untuk saling menguatkan agar mencapai kapasitas untuk bertanggung jawab, perilaku dewasa dan ketenangan pikiran.