Hakikat Cinta yang Haqiqi (Cinta Sejati)

Hakikat Cinta yang Haqiqi/cinta sejati Dalam kitab Al-Hikam karya Syekh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari

Cinta sejati / cinta yang hakiki المحبة الحقيقية

Istilah mahabbah secara bahasa berasal dari kata ahabba, yuhibbu, mahabbatan, yang berarti mencintai secara mendalam, khususnya kepada Allah.

Cinta tanpa imbalan

Imam abu Muhammad Ruaimin beliau berkata “siapa saja yang mencintai imbalan (ganti) maka sebab imbalan itu bisa menyebabkan marah pada orang yang di cintainya.”

jika orang cinta sesuatu tidak ada alasan untuk meminta balasan

karena cinta hakiki tidak pernah ingin meminta balasan dari orang yang dicintanya.

Orang yang cinta secara hakiki tidaklah orang yang mengharapkan ganti atau imbalan dari Allah yang di cintainya atas amal perbuatan yang sedang, telah, atau akan dikerjakan.

Oleh karena itulah orang yang cinta hakiki atau cinta yang sejati kepada Allah maka di rinya tidak pernah

punya maksud ingin masuk ke dalam surga atau punya maksud selamat dari neraka atas amal amal saleh yang di lakukan.

Cinta Sejati

Dan tidak pula orang yang memiliki cinta sejati itu mengharapkan tercapainya tujuan tujuan duniawi maupun tujuan tujuan ukhrawi dari Allah yang dicintainya.

Hakikat Cinta yang Haqiqi/cinta sejati

Karena sesungguhnya cinta yang hakiki adalah cinta yang memberi kepadamu tanpa kau minta,

dan bukan pula cinta yang hakiki itu adalah kamu memberi kepada orang yang kamu cintai.

hal ini di karenakan mahabbah atau cinta yang hakiki tidak akan melihat apa yang di miliki yang di cintainya.

oleh karena itulah orang yang cinta sejati itu tidak pernah menoleh selain kepada yang di cintai.

Siapa saja yang menyembah Allah atas dasar ingin masuk surga nya Allah,

maka dia bukanlah orang yang cinta kepada Allah akan tetapi dirinya cinta kepada surga, Dan cinta yang sejati itu tidak melihat apa yang di ciptakan.

Cinta (Al-Mahabbah) menuntut dari orang yang mencintai untuk menyerahkan totalitas maupun parsialitas yang mencintai

Dalam menggapai ridho Allah yang di cintainya tanpa memperdulikan bagian apa yang di dapatkan dari yang di cintainya itu.

Al-Mahabbah

Oleh karena itulah sebagian ulama tasawuf mengatakan cinta yang hakiki itu adalah menyerahkan totalitas di rimu kepada dzat yang kamu cintai (Allah) sehingga tidak ada yang kekal sedikitpun darimu.

Hakikat Cinta

Imam abu Yakub berkata “hakikat cinta kepada Allah ialah sekiranya seorang hamba lupa apa bagian untuk dirinya sendiri ketika berhadapan dengan Allah dan lupa kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”

Konsep Cinta

konsep cinta : cinta itu kaya mesin, Mesin itu cepet panas cepet pula dinginnya, lama panasnya lama pula dinginnya.

Penutup

Itulah hakikat cinta/cinta sejati menurut Syeh Ibnu At-Thoilah dalam kitab Hikam.

Pesan:

#Belajar dewasa memahami cinta dan belajar lebih dewasa dalam beribadah.

#Cinta kita kepada Allah harus kita tempatkan pada posisi pertama.

#Cinta rasulullah yang kedua, cinta kepada orang tua yang ke-3 dan yang keempat cinta kepada guru.

#Surga dan neraka itu masih makhluk atau yang di ciptakan maka dari itu karena cinta yang sejati tidak ada hubungannya atau urusannya dengan dunia dan akhirat.

#Cinta kepada Allah yang hakiki adalah cinta yang tidak mengharapkan apapun dari apa yang di cintai.

#Kalau orang yang sudah mencintai Allah, maka kita tidak akan meminta imbalan apapun dari Allah.

#Cinta hakiki tidak akan pernah mengharapkan ganti dari apa yang di cintai.

Baca juga : Sifat tawadhu yang haqiqi