Sunnah melempar tanah ketika menguburkan jenazah, bagaimana tata caranya? Dalam kesempatan kali ini, penulis akan membahas mengenai kesunnahan melempar tanah ketika menguburkan jezanah.
Sebelum itu, seperti yang kita ketahui bahwasannya alam itu terbagi menjadi 5, yaitu :
- Lauhil mahfudz
- Alam rahim
- Dunia
- Alam kubur (barzah)
- Alam Akhirat
Artinya setelah manusia melewati alam rahim dan alam dunia, setiap manusia pasti akan mengalami kematian. Kematian bukan batas akhir dari kehidupan manusia tetapi kematian menjadi titik awal dimulainya kehidupan yang hakiki, yakni kita kenal dengan alam akhirat.
Di dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang membahas mengenai kematian, salah satunya adalah :
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Dan Kami akan menguji kamu dengan keburukan serta kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu akan dikembalikan. (Q.S Al-Anbiya: 35)
Adapun hadits yang membicarakan kematian :
Rasulullah saw mengingatkan untuk, “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara (yakni) masa mudamu sebelum datang masa tuamu; sehatmu sebelum sakitmu; kayamu sebelum datangnya kefakiranmu; lapangmu sebelum sibukmu; serta hidupmu sebelum datang matimu”. (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak).
Membicarakan kematian, tentunya kita harus mengetahui bagaimana proses mengurus jenazahnya.
Adapun proses mengurus jenazah, yaitu : memandikan, mengkafani, mensholati, dan menguburkan. Menguburkan jezanah merupakan prosesi tahap akhir dalam mengurus jenazah.
Sunnah melempar tanah ketika menguburkan jenazah terdapat banyak sekali. Salah satunya adalah melempar tanah sebanyak 3 kali ke dalam kuburan saat menguburkan jezanah. Adapun setiap lemparan tanah terdapat bacaan tersendiri, seperti di bawah ini :
1. Membaca مِنْهَا خَلَقْنٰكُمْ
Ini merupakan bacaan ketika lemparan tanah yang pertama. Di dalam sebuah hadits bahwasannya Rasulullah ketika menghadiri jenazah yang telah di kuburkan (dalam proses pengurukan tanah), beliau mengambil segenggam tanah dan melemparkannya ke dalam kuburan.
Kemudian, beliau mengucapkan مِنْهَا خَلَقْنٰكُمْ, yang artinya “dari bumi (tanah) Kami (Allah) menciptakan kalian”
2. Membaca فِيْهَا نُعِيْدُكُمْ
Ketika lemparan kedua di sunnahkan membaca bacaan di atas.
Setelah melakukan lemparan pertama, kemudian Nabi Saw. mengambil segenggam tanah lagi dan di masukkan ke dalam kuburan dengan mengucapkan فِيْهَا نُعِيْدُكُمْ yang artinya “ke dalam bumilah Kami mengembalikan kalian”
3. Membaca وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً اُخْرٰى
Ini merupakan kesunnahan bacaan ketika lemparan tanah yang ketiga. Ketika Nabi Saw. telah melakukan dua lemparan sebelumnya, kemudian beliau mengambil segenggam tanah lagi dan mengucapkan وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً اُخْرٰى, yang artinya ”Dan dari bumi itu pula Kami membangkitkan kalian pada saat yang lain.”
Ketiga bacaan di atas, terdapat di dalam tafsir Ibnu Katsir Qur’an Surah Thaha ayat 55, jilid 5 halaman 307.
Berikut terdapat tafsir Qur’an Surah Thaha ayat 55 yang Berkaitan dengan
مِنْهَا خَلَقْنٰكُمْ وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً اُخْرٰى
“Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain.” (Q.S Thaha : 25)
Tafsir Jalalain
Menurut tafsir jalalain, dari bumi itulah, Kami (Allah) telah menciptakan kalian semua yakni dengan menciptakan bapak kalian semua yakni Nabi Adam a.s. dari bumi juga Kami (Allah) akan mengembalikan kalian semua yakni dalam keadaan menjadi orang-orang yang terkubur setelah kematian.
Serta dari bumi itu pula Kami (Allah) akan mengeluarkan kalian semua pada saat hari kebangkitan di tahapan yang lain. Yakni sebagaimana Kami (Allah) telah mengeluarkan kalian semua pada saat awal menciptakan kalian semua.
Tafsir Ibnu Katsir
Menurut tafsir Ibnu Katsir, bahwa bapak kita semua yakni Nabi Adam a.s. adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dari debu yang menjadi saripati bumi.
Dan bumi itu pula kita mati dan rusak juga akan menyatu dengan bumi. Serta kita ketika di hari kebangkitan juga akan dikeluarkan dari bumi.
Di dalam sebuah hadist, bahwasannya Rasulullah Saw. ketika menghadiri jenazah yang telah dikuburkan (dalam proses pengurukan tanah), beliau mengambil segenggam tanah dan melemparkannya ke dalam kuburan dan mengucapkan مِنْهَاخَلَقَنَاكُ.
Kemudian Nabi mengambil tanah segenggam lagi dan dimasukkan ke dalam kuburan dan mengucapkan منهانعيدكم.
Kemudian Nabi mengambil tanah segenggam lagi dan melemparkan ke kuburan kemudian mengucapkan وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً اُخْرٰى
(Jilid 5 Halaman 307)
Tafsir Munir
Menurut tafsir munir, ketika nutfah (sperma) berada di dalam rahim maka malaikat pergi mengambil debu bumi (saripati bumi) yang nantinya seseorang yang berasal dari nutfah itu akan dikuburkannya.
(Jilid 2 Halaman 21)
Tafsir Baidhowi
Menurut tafsir baidhowi, bumi di samping asal kejadian Nabi Adam a.s. yang menjadi awal bapak kita semua. Juga bumi itu adalah awal bahan penciptaan kita semua.
(Jilid 2 Halaman 24)
Note : الخطا المشهرخيرمنالصواب المجرور = Kejelekan, kesalahan yang populer akan mengalahkan kebenaran yang termarginalisasi |
Penutup
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa kita akan di kuburkan di tempat asal saripati kita. Dan setiap manusia pasti akan merasakan kematian, baik yang masih muda maupun yang sudah berusia. Segala puji hanya milik Allah yang menguasai alam semesta.
Baca juga : Golongan Yang Tidak Termasuk Golongan Nabi SAW.
Leave a Reply