Q.S. Al-Kahfi : 26
Pada kesempatan ini kami akan menuliskan tafsir Al-Qur’an surah Al-Kahfi ayat 26. sebelum pada pembahasan tafsir, mari kita baca ayat dan terjemahnya terlebih dahulu.
قُلِ ٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا لَبِثُواْۖ لَهُۥ غَيۡبُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ أَبۡصِرۡ بِهِۦ وَأَسۡمِعۡۚ مَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَلِيّٖ وَلَا يُشۡرِكُ فِي حُكۡمِهِۦٓ أَحَدٗا ٢٦
Artinya :
Katakanlah: “Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; Tak ada seorang pelindung pun bagi mereka selain dari pada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan”.
Tafsir Jalalain Surah Al-Kahfi ayat 26 :
Allah Swt memerintahkan Baginda Nabi Saw untuk berkata : “Katakanlah wahai Muhammad, Allah Ta’ala itu adalah Dzat yang lebih mengetahui atas masa yang dialami oleh para pemuda Ashabul Kahfi di dalam gua itu, lebih tau dari siapapun yang berbeda. Yang sudah di ulas di atas, kepunyaan Allah lah semua yang tersembunyi (ghaib) di langit dan di bumi. Aduhai alangkah terangnya penglihatan dan pendengaran Allah” Dua kalimat ini, أَبۡصِرۡ بِهِۦ وَأَسۡمِع adalah sighot ta’ajub (ungkapan yang menunjukan keterheranan). Dan maknanya adalah segala sesuatu itu tidak akan luput dari penglihatan dan pendengaran ini. Tidak ada seorang pun penghuni langit selain Allah Ta’ala dan Allah tidak mengambil sekutu seorang pun dalam menetapkan keputusan-Nya. Di karenakan Allah itu tidak butuh dari persekutuan.
Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Kahfi ayat 26 :
Melalui ayat ini Allah Swt. mengajarkan Baginda Nabi Saw. manakala beliau di tanya tentang kepastian masa tinggal para pemuda Ashabul Kahfi yang mana Baginda Nabi Saw sendiri pada waktu itu belum mempunyai ilmu dan belum di beri hidayah oleh Allah.
Sehingga Allah menuntut beliau untuk tidak terlebih dahulu menyampaikan sesuatu. Akan tetapi, Nabi di suruh oleh Allah untuk mengucapkan “Allah lah yang lebih tau masa tinggal para pemuda Ashabul Kahfi dan kepunyaan Allah lah segala yang samar di langit dan di bumi . Artinya tidak ada yang mengetahui semua urusan yang samar / ghaib baik masa lalu, sekarang dan yang akan datang kecuali hanyalah Allah atau orang yang diberitahukan oleh Allah dari kalangan mahluk-Nya. Adanya penggunaan sighot ta’ajub dalam lafadz أَبۡصِرۡ بِهِۦ وَأَسۡمِع, menurut Imam Ibnu Jarir menunjukan makna mubalaghoh (yang terlebih) dalam memuji Allah.
(Halaman 157, Jilid 5)
Tafsir Munir Surah Al-Kahfi ayat 26 :
Melalui ayat ini bahwasanya semua informasi tentang para pemuda Ashabul Kahfi berasal dari Allah bukan dari Rasulallah Saw. Penggunaan sighot ta’ajub satu sisi menunjukan keadaan di luar kebiasaan. Artinya kemampuan Allah untuk melihat atau mendengar adalah kemampuan Allah di atas mahkluk-Nya.
(Halaman 497, Jilid 1)
Baca Juga : Tafsir Surah Al-Kahfi Ayat 27
Tafsir Baidhowi Surah Al-Kahfi ayat 26 :
Bahwa kisah pemuda Ashabul Kahfi itu merupakan perkara ghaib ketika disandarkan kepada Nabi. Sehinga ketika Nabi Saw. mengetahui cerita ini menunjukan adanya wahyu dan mukjizat. Sehingga bagi Allah tidak ada sesuatu yang ghaib.
(Halaman 223)
Leave a Reply