Assalamualaikum, kali ini penulis ingin melanjutkan kajian tafsir dari yang sebelumnya yaitu Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Kahfi Ayat 24. Sebelum membaca tafsirnya menurut 4 tafsir mari kita baca terlebih dahulu ayat beserta terjemahnya.
Al-Qur’an Surah Al-Kahfi Ayat 24 :
اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ ۖوَاذْكُرْ رَّبَّكَ اِذَا نَسِيْتَ وَقُلْ عَسٰٓى اَنْ يَّهْدِيَنِ رَبِّيْ لِاَقْرَبَ مِنْ هٰذَا رَشَدًا
Kecuali (dengan mengatakan), “Insyaallah.” Ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.”
Tafsir Jalalain Surah Al-Kahfi Ayat 24 :
Yakni untuk melakukan perbuatan yang akan datang seseorang itu tidak akan bisa melakukannya kecuali sesuai dengan yang di kehendaki Allah ta’ala. Sehingga hendak sesuatu itu berjanji melakukan pekerjaan yang akan datang maka ucapkanlah insyaallah
Dan ingatlah engkau (Muhammad) kepada tuhanmu yakni ingat kehendak Allah yang menjadi penentu. Perbuatan yang ada di masa mendatang. Jika engkau lupa untuk mengingat adanya ketergantungan sesuatu yang akan datang dengan kehendak Allah
Maka ingat akan kehendak Allah itu hukumannya seperti ingat kehendak Allah yang di sertai ucapan. Akan tetapi menurut Imam Hasan Al-Basri mengatakan, ketentuan menentukan ucapan insyaallah yang lupa.
Namun kemudian ingat untuk mengucapkannya di lain waktu hukumannya adalah sama seperti mengucapkan insyaallah di waktu yang sama ketika seseorang itu mengucapkan rencananya dalam satu majelis.
Katakanlah “mudah-mudahan saja tuhanku memberikan petunjuk kepadaku. Untuk bisa mendekatkan pada kabar yang sebenarnya tentang ashabul kahfi.” Yakni Nabi Muhammad di arahkan oleh Allah setelah berjanji dengan mengucapkan insyaallah
Nabi Muhammad di perintahkan untuk meminta petunjuk kepada Allah tentang informasi pemuda ashabul kahfi. Sehingga bisa menunjukkan sifat kenabian beliau dan sungguh Allah akhirnya memberikan petunjuk tersebut, yakni petunjuk tentang kabar pemuda ashabul kahfi.
Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Kahfi Ayat 24 :
Melalui ayat ini Allah ta’ala memberikan petunjuk kepada rasulnya tentang etika ketika memiliki azam (keinginan kuat) atas sesuatu yang akan di kerjakan dimasa yang akan datang. Bahwasannya etika tersebut adalah mengembalikan perbuatan yang akan di lakukan dimasa mendatang pada kehendak Allah Azza Wajala yang maha mengetahui alam ghoib.
Yang mana Allah telah mengetahui apa yang akan terjadi dan yang telah terjadi. Sesuatu yang tidak mungkin akan terjadi bagaimana mungkin bisa terwujud.
Tafsir Munir Surah Al-Kahfi Ayat 24 :
Kecuali engkau mengucapkan Insya Allah. Sehingga maknanya adalah “janganlah engaku sekali-kali mengucapkan sesuatu yang akan datang kecuali engkau selalu menggantungkan dengan kehendak Allah.”
Perintah Allah agar Nabi Muhammad berdzikir disaat lupa mengucapkan insyallah maka dzikir tersebut adalah dengan membaca tasbih dan istigfar.
Dan Nabi Muhammad di perintahkan oleh Allah untuk memohon pada Allah agar Allah berkenan memberi petunjuk yang jelas. Yaitu tentang kebenaran status nabi mengenai kisah-kisah yang di tanyakan oleh orang-orang yahudi makkah.
Tafsir Baidhowi Al-Kahfi Ayat 24 :
Ayat ini mengandung unsur ta’dib (pendidikan ) dari Allah kepada Rasulullah SAW. Dan menurut sahabat Ibnu Abbas, ketika seseorang berjanji kepada orang lain lupa mengucapkan InsyaAllah
Kemudian selang berlalunya waktu setelah ingat baru mengucapkan insya allah. Maka orang ini di anggap tidak mengingkari janji. Namun mayoritas fuqoha memberikan pendapat sebaliknya.