Assalamualaikum sahabat DUA, kali ini saya akan membahas mengenai ciri-ciri insan kamil. Mari simak pembahasannya di bawah ini.
Apakah yang di maksud dengan insan kamil?
Insan kamil adalah manusia yang sempurna dari wujudnya dan segi pengetahuannya. Dalam kitab Sarah Hikam juga di katakan bahwa insan kamil adalah seseorang yang hidupnya lebih dominan mengarah kepada Allah Swt dalam hal perbuatannya.
Banyak orang yang mengatakan bahwa manusia tidak ada yang sempurna karena kesempurnaan sendiri hanya milik Allah Swt. Tetapi dalam Islam sendiri terdapat istilah insan kamil yang bermakna manusia yang sempurna.
Kesempurnaan manusia disini berarti wujud kesempurnaan Allah Swt yang tercermin pada diri manusia. Bahwa dalam wujud manusia tersebut terdapat manifestasi sempurna dari citra Allah Swt.
Dalam kitab Sarah Hikam terdapat keterangan mengenai beberapa ciri insan kamil menurut Syekh Abu Usman Al- Hairo. Beliau berkata bahwa seseorang tidak akan mencapai kesempurnaanya atau belum mencapai insan kamil apabila tidak terdapat 4 ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tetap stabil ketika keinginannya belum terpenuhi
Manusia menjadi makhluk yang paling banyak keinginannya di bandingkan dengan makhluk lain. Dalam hal ini ciri-ciri insan kamil yang pertama adalah stabil dalam arti keimanannya juga sabar walau pun keinginannya belum terpenuhi.
Allah Swt menjelaskan dalam Q.S Al-Baqoroh Ayat 153:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
Terjemah :
Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.
Ayat tersebut barmakna bahwa ketika kita meminta pertolongan kepada Allah dalam hal apapun termasuk ketika kita menginginkan sesuatu haruslah sabar dan tetap menjaga keimanan dengan melaksanakan sholat.
2. Stabil ketika keinginannya terpenuhi
Keadaan stabil yang harus dimiliki oleh seseorang bukan hanya ketika keinginannya tidak terpenuhi, tetapi juga ketika keinginannya sudah terpenuhi. Tidak sedikit orang yang ketika keinginannya sudah tercapai ia lupa kepada Allah.
Lupa disini dalam arti lupa untuk bersyukur kepada Allah dan lupa terhadap nikmat-nikmat yang di berikan oleh Allah Swt.
Allah berkalam dalam Q.S Ibrahim Ayat 7 :
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Terjemah :
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa sesorang yang diberi nikmat yang salah satunya adalah ketika terpenuhinya keinginan maka haruslah bersyukur. Maka seorang insan kamil itu adalah yang stabil dan tetap mengingat Allah Swt ketika dalam keadaan terpenuhinya keinginan.
3. Stabil ketika berada dalam posisi mulia
Posisi yang mulia atau memiliki kedudukan tinggi serta menjadi orang mulia yang di hormati, dilayani dan di kenal oleh banyak orang adalah yang di inginkan oleh kebanyakan orang. Tetapi ketika sudah berada di posisi tersebut tidak sedikit juga orang yang terlena dan melupakan Allah Swt.
Posisi yang mulia merupakan nikmat yang harus disyukuri, tetapi di sisi lain posisi ini juga menuntut kita untuk menjaga amanat dan bertanggung jawab terhadap posisi tersebut.
Seorang insan kamil adalah yang tetap menjaga imannya dengan taat dan selalu ingat kepada Allah walau pun dalam posisi yang mulia. Ia tidak akan terlena dan sadar bahwa kemulian tersebut hakikatnya hanya milik Allah Swt.
4. Stabil dalam keadaan terpuruk
Ciri-ciri insan kamil yang selanjutnya adalah tetap stabil ketika sedang dalam keadaan terpuruk. Seorang yang di sebut insan kamil akan tetap teguh imannya walau pun sedang di uji oleh Allah Swt.
Ia akan menyadari bahwa ujian dari Allah merupakan cara Allah untuk menaikan tingkat keimanan seseorang. Selain itu melalui berbagai ujian akan terdapat hikmah-hikmah yang bermakna bagi seseorang.
Penutup
Itulah ciri-ciri insan kamil menurut Syekh Abu Usman Al- Hairo berdasarkan kitab Sarah Hikam karangan Syekh Ibnu At-Thoilah. Semoga kita termasuk orang yang memiliki ciri-ciri tersebut. Terimakasih, semoga bermanfaat.
Leave a Reply