Tafsir Surah Al-Isra Ayat 1

Assalamualaikum, kali ini kami akan melanjutkan kajian tafsir dari yang sebelumnya. Yakni Tafsir Surah Al-Isra Ayat 1. Sebelum membaca 2 tafsir mari kita baca terlebih dahulu ayat beserta terjemahannya menurut Al-Qur’an Kemenag

Q.S Al-Isra : 1

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Artinya :

Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.

Tafsir Jalalain Surah Al-Isra Ayat 1

Surah Al-Isra ayat 1 menurut tafsir Jalalain yaitu menerangkan tentang perjalanan Nabi Muhammad bersama malaikat Jibril menuju langit.

Menurut tafsir Ibnu Katsir kemudian Nabi Muhammad Saw bersabda “Bahwa ketika di malam itu (ketika di Makkah) saya di datangi burok. Burok adalah binatang yang warnanya sangat putih, fisiknya lebih besar daripada keledai namun di bawah kuda. Setiap kali burok itu meletakkan telapak kakinya maka akan menempuh jarak sejauh pandangan mata.

Kemudian sayapun menaiki burok itu dan berjalan bersamanya sampai saya datang di Baitul Maqdis. Sesampainya disana saya mengikat burok itu di tempat biasa di gunakan untuk mengikat binatang yang dilakukan oleh para Nabi sebelum saya.

Saya pun masuk ke dalam Baitul Maqdis dan mengerjakan ibadah sholat sebanyak 2 rokaat. Kemudian setelah selesai saya pun keluar dari Baitul Maqdis dan ketika itu malaikat Jibril mendatangiku dengan membawa 2 buah wadah minuman. Yang satu berisi khomr (minuman keras) dan satunya lagi berisi susu.

Saya pun memilih minuman yang berisi susu. Kemudian malaikat Jibril berkata sungguh engkau telah mendapatkan fitroh. Setelah itu saya di ajak malaikat Jibril untuk naik burok itu menuju langit dunia.

Langit Ke-1

Sesampai di langit, malaikat Jibril membuka pintu langit dan di saat itulah malaikat penjaga langit bertanya “Siapakah kamu?”

Lalu malaikat Jibril berkata “Saya adalah Jibril a.s”. Dan di tanya lagi “Siapakah orang yang bersamamu itu?”. Maka malaikat Jibril berkata “Yang bersamaku ini adalah Nabi Muhammad Saw.”

Kemudian malaikat Jibril dan Nabi Muhammad Saw di tanya kembali “Apakah benar Nabi Muhammad itu di utus untuk ke langit ini?”. Malaikat Jibril pun berkata “Iya. Nabi Muhammad sungguh benar-benar telah di utus oleh Allah untuk ke langit ini.”

Kemudian pintu langit pertama pun di bukakan untuk kami. Ketika sampai di langit pertama ini saya bertemu dengan Nabi Adam as. Beliau bahagia bertemu denganku dan berdoa kebaikan-kebaikan untuk diriku.

Langit Ke-2

Kemudian saya di naikkan menuju langit yang kedua. Sesampainya disana malaikat Jibril a.s berusaha membuka pintu langit. Kemudian beliau di tanya oleh malaikat penjaga langit “Siapakah engkau?”

Lalu malaikat Jibril a.s menjawab “Saya adalah Jibril a.s” Kemudian di tanya lagi “Siapakah orang yang bersama dirimu?”

Maka malaikat Jibril berkata “Yang bersamaku ini adalah Nabi Muhammad Saw.”

“Apakah sungguh ia di utus untuk ke langit ini?” Malaikat Jibril pun berkata “Iya. Nabi Muhammad sungguh benar-benar telah di utus oleh Allah untuk ke langit ini.”

Kemudian pintu langit kedua pun di bukakan untuk kami. Saat di langit kedua inilah saya bertemu dengan kedua putra paman saya yakni Nabi Yahya a.s dan Nabi Isa a.s. Beliau berdua pun bahagia bertemu denganku dan mendoakan kebaikan-kebaikan untuk diriku.

Langit Ke-3

Kemudian saya di naikkan menuju langit yang ketiga. Sesampainya disana malaikat Jibril a.s berusaha membuka pintu langit. Kemudian beliau di tanya oleh malaikat penjaga langit “Siapakah engkau?”

Lalu malaikat Jibril a.s menjawab “Saya adalah Jibril a.s” Kemudian di tanya lagi “Siapakah orang yang bersama dirimu?”

Maka malaikat Jibril berkata “Yang bersamaku ini adalah Nabi Muhammad Saw.”

“Apakah sungguh ia di utus untuk ke langit ini?” Malaikat Jibril pun berkata “Iya. Nabi Muhammad sungguh benar-benar telah di utus oleh Allah untuk ke langit ini.”

Maka malaikat Jibril berkata “Yang bersamaku ini adalah Nabi Muhammad Saw.”

“Apakah sungguh ia di utus untuk ke langit ini?” Malaikat Jibril pun berkata “Iya. Nabi Muhammad sungguh benar-benar telah di utus oleh Allah untuk ke langit ini.”

Kemudian pintu langit ketiga pun di bukakan untuk kami. Saat di langit ketiga inilah saya bertemu dengan Nabi Yusuf a.s.

Di saat inilah saya mengetahui bahwa Nabi Yusuf a.s telah di berikan oleh Allah wajah rupawan yang setara dengan separuh wajah rupawan di dunia ini. Beliau berdua pun bahagia bertemu denganku dan mendoakan kebaikan-kebaikan untuk diriku.

Langit Ke-4

Kemudian saya di naikkan menuju langit yang keempat. Sesampainya disana malaikat Jibril a.s berusaha membuka pintu langit. Kemudian beliau di tanya oleh malaikat penjaga langit “Siapakah engkau?”

Lalu malaikat Jibril a.s menjawab “Saya adalah Jibril a.s” Kemudian di tanya lagi “Siapakah orang yang bersama dirimu?”

Maka malaikat Jibril berkata “Yang bersamaku ini adalah Nabi Muhammad Saw.”

“Apakah sungguh ia di utus untuk ke langit ini?” Malaikat Jibril pun berkata “Iya. Nabi Muhammad sungguh benar-benar telah di utus oleh Allah untuk ke langit ini.”

Maka malaikat Jibril berkata “Yang bersamaku ini adalah Nabi Muhammad Saw.”

“Apakah sungguh ia di utus untuk ke langit ini?” Malaikat Jibril pun berkata “Iya. Nabi Muhammad sungguh benar-benar telah di utus oleh Allah untuk ke langit ini.”

Kemudian pintu langit keempat pun di bukakan untuk kami. Saat di langit keempat inilah saya bertemu dengan Nabi Idris a.s. Beliau berdua pun bahagia bertemu denganku dan mendoakan kebaikan-kebaikan untuk diriku.

Langit Ke-5

Kemudian saya di naikkan menuju langit yang kelima. Sesampainya disana malaikat Jibril a.s berusaha membuka pintu langit. Kemudian beliau di tanya oleh malaikat penjaga langit “Siapakah engkau?”

Lalu malaikat Jibril a.s menjawab “Saya adalah Jibril a.s” Kemudian di tanya lagi “Siapakah orang yang bersama dirimu?”

Maka malaikat Jibril berkata “Yang bersamaku ini adalah Nabi Muhammad Saw.”

“Apakah sungguh ia di utus untuk ke langit ini?” Malaikat Jibril pun berkata “Iya. Nabi Muhammad sungguh benar-benar telah di utus oleh Allah untuk ke langit ini.”

Maka malaikat Jibril berkata “Yang bersamaku ini adalah Nabi Muhammad Saw.”

“Apakah sungguh ia di utus untuk ke langit ini?” Malaikat Jibril pun berkata “Iya. Nabi Muhammad sungguh benar-benar telah di utus oleh Allah untuk ke langit ini.”

Kemudian pintu langit kelima pun di bukakan untuk kami. Saat di langit kelima inilah saya bertemu dengan Nabi Idris a.s. Beliau pun bahagia bertemu denganku dan mendoakan kebaikan-kebaikan untuk diriku.

Langit Ke-6

Kemudian saya di naikkan menuju langit yang keenam. Sesampainya disana malaikat Jibril a.s berusaha membuka pintu langit. Kemudian beliau di tanya oleh malaikat penjaga langit “Siapakah engkau?”

Lalu malaikat Jibril a.s menjawab “Saya adalah Jibril a.s” Kemudian di tanya lagi “Siapakah orang yang bersama dirimu?”

Maka malaikat Jibril berkata “Yang bersamaku ini adalah Nabi Muhammad Saw.”

“Apakah sungguh ia di utus untuk ke langit ini?” Malaikat Jibril pun berkata “Iya. Nabi Muhammad sungguh benar-benar telah di utus oleh Allah untuk ke langit ini.”

Maka malaikat Jibril berkata “Yang bersamaku ini adalah Nabi Muhammad Saw.”

“Apakah sungguh ia di utus untuk ke langit ini?” Malaikat Jibril pun berkata “Iya. Nabi Muhammad sungguh benar-benar telah di utus oleh Allah untuk ke langit ini.”

Kemudian pintu langit keenam pun di bukakan untuk kami. Saat di langit keenam inilah saya bertemu dengan Nabi Musa a.s. Beliau pun bahagia bertemu denganku dan mendoakan kebaikan-kebaikan untuk diriku.

Langit Ke-7

Setelah semua itu dilakukan kami pun di bukakan pintu langit yang ketujuh. Saya pun bertemu dengan Nabi Ibrahim a.s

Nabi Ibrahim saat itu sedang bersandar di Baitul Makmur, yaitu tempat khusus yang ada di langit ketujuh.

Sewaktu itulah saya melihat 70.000 malaikat yang masuk ke dalam Baitul Makmur pada tiap harinya. Para malaikat ini setelah berada di Baitul Makmur tidak kembali lagi ke langit yang di bawahnya. Setelah itu malaikat Jibril pergi bersama saya (Nabi Muhammad Saw) menuju Sidrotul Muntaha.

Di sidrotul muntaha itu terdapat banyak tanaman-tanaman yang daunnya lebar-lebar seperti telinganya binatang gajah. Dan buahnya pun sangat besar seperti tempayang (wadah besar) dan siapa pun yang berada disana akan senang melihat keadaan yang ada di sidratul muntaha sesuai dengan ketentuan Allah.

Perintah Sholat

Tidak ada satu pun dari makhluknya Allah yang mampu menjelaskan kehidupan Sidratul Muntaha. Rasulullah Saw bersabda “Ketika di Sidratul Muntaha inilah Allah Swt memberikan wahyu kepada saya sebuah wahyu.”

Dan Allah mewajibkan kepada saya (juga umat saya) untuk mengerjakan sholat sebanyak 50 kali dalam 1 hari 1 malam.

Kemudian Nabi Musa berkata “Kembalilah engkau wahai Muhammad Saw untuk meminta keringanan. Di karenakan umatmu itu tidak akan mampu sholat 50 kali dalam sehari semalam. Dan sungguh saya pernah mencoba menerapkan sholat 50 kali dalam sehari semalam kepada umatku Bani Israil dan akhirnya mereka tidak mampu.

Mendengar ucapan ini Nabi pun kembali menghadap Allah “Wahai Allah Tuhanku mohon di ringankan kewajiban sholat bagi umatku.” Mendengar permohonan ini Allah pun akhirnya mengurangi kewajiban sholat itu menjadi 5 kali dalam sehari semalam.

Setelah itu saya bertemu dengan Nabi musa a.s dan Nabi Musa pun berkata kembali “Wahai Muhammad apa yang engkau lakukan ketika bertemu dengan Allah?” Saya menjawab “Sungguh Allah sudah mengurangi kewajiban sholat itu menjadi 5 kali dalam sehari semalam.”

Nabi Musa pun berkomentar “Umatmu tidak akan mampu mengerjakan 5 kali sholat dalam sehari semalam.” Maka dari itu kembalilah engkau menuju Tuhanmu. Dan minta kembali keringanan untuk umatmu.” Nabi Muhammad Saw menjawab “Saya ini tidak henti-hentinya kembali antara Tuhanku dan Nabi Musa sehingga akhirnya pun mengurangi sholat menjadi 5 rokaat saja”

Pada akhirnya Allah berkalam “Wahai Muhammad ketahuilah 5 sholat yang di wajibkan dalam sehari semalam sebenarnya setara dengan 10 sholat dan 5 sholat itu dengan 50 sholat (dari segi pahala).

Setelah itu saya turun kembali ke langit sehingga sampai ke langit yang ke-7 dan bertemu dengan Nabi Musa a.s. Dan saya pun menceritakan semuanya kepada Nabi Musa a.s. Mendengar informasi yang saya sampaikan Nabi Musa pun berkata kepadaku “Kembalilah engkau Muhammad kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan untuk umatmu di karenakan sesungguhnya umatmu itu tidak akan mampu mengerjakan dengan baik sholat 5 rokaat.”

Maka saya pun menjawab “ Sungguh saya pernah kembali kepada Tuhanku untuk meminta keringanan ini sehingga saya sendiri malu untuk kembali lagi kepada Allah Swt (H.R Imam Bukhori sedangkan redaksi hadits dari Imam Muslim)

Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Isra Ayat 1

Bahwasanya surat Al-Isra ini dinamakan juga dengan surat bani Israil. Dan ketika Nabi Muhammad Saw melakukan puasa, beliau setiap hari membaca surat Al-Isra dan Az-Zumar. Melalui ayat ini Allah Swt memuji dirinya sendiri yang sungguh benar-benar Maha Kuasa untuk melakukan segala sesuatu yang tidak mampu dikerjakan siapa pun selain Allah.

Yang di maksud lafadz بِعَبْدِهٖ adalah Nabi Muhammad Saw dan yang di maksud lafadz لَيْلًا adalah sebagian malam. Maksud Allah memberikan berkah di sekitar Baitul Maqdis adalah Allah memberikan berbagai tanaman dan buah-buahan di baitul Maqdis. Yang di maksud dengan Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat adalah bahwa Allah Maha mendengar atas ucapan umat Nabi Muhammad yang percaya mau pun ingkar terhadap Isra.

Sehingga Allah Swt akan memberi balasan bagi semua yang  beriman atau tidak terhadap peristiwa Isra ini baik balasan di dunia maumpun di akhirat.

Penutup

Demikianlah kajian 2 tafsir dari Surah Al-Isra ayat 1. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.