Manusia Dan Kebutuhannya

Manusia hidup di dunia tentunya sudah Allah persiapkan segala hal yang perlu dilakukan manusia dan kebutuhannya.

Allah menciptakan makhluknya dengan wujud dan keistimewaannya masing-masing.

salah satu makhluk ciptaan Allah yang istimewa wujud dan kedudukannya adalah manusia.

manusia hidup di dunia tentunya sudah Allah persiapkan segala hal yang perlu di lakukan manusia dan kebutuhannya. namun masih banyak manusia yang belum dapat memaknai kebutuhannya.

Gambaran Penciptaan Manusia Menurut Syekh Ibnu At-Thoilah

Dalam Kitab Hikam karya Syekh Ibnu At-Thoilah Allah menciptakan manusia itu terdiri dari 2 dimensi :

  1. Dimensi yang mengarah kepada Allah Swt
  2. Dimensi yang mengarah kepada makhluk

untuk penjelasan perihal kedua dimensi ini dapat dilihat dalam artikel ciri-ciri insan kamil.

Kebutuhan Manusia Menurut Syekh Ibnu At-Thoilah

menurut kitab hikam karya Syekh Ibnu At-Thoilah kebutuhan manusia itu ada 2 :

1. Dari Segi Jasmaniah

jasmaniah di sini berarti dari seigi fisik atau hal-hal yang bersifat empirik yang ada di dunia ini.

jasmaniah manusia adalah bagian dari alam semesta ini yang kemanfaatannya pun hanya untuk bumi ini, hanya di dunia.

Allah Swt telah menyediakan segala sesuatu yang ada di dunia ini untuk memenuhi manusia dan kebutuhannya. mulai dari kehidupan makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan segala hal yang di perlukan manusia untuk dapat melanjutkan kehidupan dengan baik di dunia ini.

unsur lahiriah kita akan selesai dengan segala hal yang telah Allah sediakan di bumi,hal ini berbeda dengan unsur batiniah. begitupun ketika fisik kita tidak mendapatkan apa yang ada di dunia ini meka akan ada masalah-masalah fisik pula.

janganlah berlebih-lebihan dalam mempersiapkan kebutuhan jasmaniah kita karena Allah Swt telah mempersiapkan kebutuhan kita dengan adany aalam semeste ini.

2. Dari Segi Ruhaniah

hal-hal ruhaniah seperti ketenangan batin, keyakinan, kenyamanan, dan sebagainya itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan perihal duniawi atau jasmaniah, karena ruhaniah bukanlah bagian dari alam semesta ini.

jadi ketika ada orang yang mengejar dunia untuk kepuasan batiniah atau kepuasan ruhaniah diri maka tidak akan pernah cukup.

jadi dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwasannya dalam diri manusia itu memiliki dua unsur; unsur fisik dan unsur ruh.

ruh berkaitan dengan Allah Swt yang menjadi penguasa yang sangat jelas kekuasaannya.

karena kebutuhan ruhaniah kita ini berkaitan dengan Allah maka hendaknya lah kita berusaha untuk menjadi pribadi yang menyempurnakan kebutuhan ruhaniahnya dengan berdzikir dan riadoh kepada Allah Swt. karena dengan berdzikir dan riadoh kepada Allah Swt akan menghilangkan sifat-sifat jelek manusiawi kita.

sisi ruhaniah kita adalah hal yang sangat urgent untuk diperhatikan. kita harus lebih mempersiapkan kebutuhan ruhaniah kita yang tentunya akan berlanjut hingga ke akhirat. jangan kaitkan ibadah yang kita lakukan dengan kebutuhan jasmaniah kita, maka tentunya tidak akan ada gunanya.

janganlah melakukan hubungan transaksional dengan Allah Swt, jangan mereduksikan makna Al-Qur’an hanya untuk pemenuhan kebutuhan jasmaniah kita.

untuk kebutuhan ruhaniah, Allah telah menyediakan bahan teori melalui ilmu agama, panduan Al-Qur’an, dan penjelasan ilmu Allah dari para utusan Allah Swt yang harus kita pahami melalui proses mencari ilmu, olah batin, berdzikir, dan riadoh.

Dalam kitab Nahjul Balaghoh, terdapat riwayat dari sahabat Ali bin Abi Thalib, yang menerangkan bahwasannya “Ibadah itu ada 3 jenis;

1. ibadah mental pedagang (mau ibadah sebab ada balasan)

2. ibadah mental budak (beribadah sebab takut akan siksa)

3. ibadah mentalnya orang yang bersyukur, dan ibadah ini adalah sebaik-baiknya dalam beribadah kepada Allah.”

Penutup

Idealnya, kebutuhan jasmaniah dan ruhanian kita ini harus konstan atau seimbang.

jadi ketika kita merasa kebutuhan jasmaniah kita bertambah banyak, maka seharusnya kita juga semakin menambah kebutuhan jasmaniah kita.

tentukanlah ukuran kebutuhan jasmaniah dan ruhaniah kita, semoga dapat bermanfaat.